Keindahan Kinkaku-Ji
Kyoto merupakan ibukota lama Jepang yang terletak di Pulau Honshu. Kota ini banyak memiliki situs bersejarah dan merupakan Ibukota Prefektur Kyoto dan menjadi tujuan pariwisata budaya yang paling utama saat kita liburan ke Jepang. Itu karena Kyoto selalu terlihat indah sepanjang tahun di segala musim, baik itu saat salju musim dingin, mekarnya bunga sakura di musim semi, bukit-bukit yang sejuk di musim panas serta keindahan daun daun yang berguguran dan berwarna warni di musim gugur.
Dan salah satu tempat wisata yang terkenal di Kyoto adalah Kinkaku-ji (Golden Pavilion atau Kuil Paviliun Emas), yang merupakan Kuil Buddha Zen. Zen sendiri berasal dari bahasa Jepang yang merupakan bentuk dari Buddhism yang berarti ajaran agama berdasarkan ajaran dari Siddhartha Gautama/Buddha, dimana salah satu ajarannya adalah dengan melakukan meditasi untuk membiarkan pikiran dan melepaskan cara berpikir yang tidak baik.
Struktur & Arsitektur Golden Pavilion
Stuktur kuil ini sangat mengesankan, dibangun menghadap kolam besar dan merupakan satu-satunya bangunan yang tersisa dari mantan kompleks pensiun Yoshimitsu itu. Kinkakuji (金閣寺 Kuil Paviliun Emas) adalah nama umum untuk Rokuonji (鹿苑寺 Kuil Taman Rusa) Bangunan ini dibangun pada tahun 1397 sebagai vila peristirahatan bagi shogun Ashikaga Yoshimitsu. Anaknya kemudian mengubah bangunan tersebut menjadi kuil Zen dari sekolah Rinzai. Kuil tersebut kemudian terbakar beberapa kali dalam masa Perang Onin.
Tempat yang terkenal dari kuil itu adalah Paviliun Emas (金閣 kinkaku) di dalam tamannya. Keseluruhan paviliun kecuali bagian lantai dasar ditutupi dengan lembaran tipis emas murni, menjadikan kuil itu sangat berharga. Pada atap kuil terdapat fenghuang emas atau "burung phoenix" (鳳凰 hôô) setelah itu pada tahun 1950 yang ketika itu dibakar oleh seorang pendeta fanatik. Struktur ini dibangun kembali pada tahun 1955 hingga sekarang yang masih tetap terlihat indah sepanjang tahun, namun akan lebih mengagumkan pada saat setelah hujan salju dan di musim gugur dengan daun memerah.
Setiap lantai pada bangunan ini memiliki gaya arsitektur yang berbeda beda. Lantai pertama dibangun dengan gaya Shinden yang digunakan untuk bangunan istana selama Periode Heian. Dengan pilar-pilar kayu alami dan dinding plester putih kontras. Terdapat juga Patung Buddha Shaka (Buddha historis) dan Yoshimitsu disimpan di lantai pertama. Meskipun pavilion ini tidak dibuka untuk para pengunjung, namun patung-patung tersebut dapat dilihat dari seberang kolam jika Anda melihat dekat, karena jendela depan lantai pertama biasanya tetap terbuka.
Lantai kedua dibangun dalam gaya Bukke digunakan pada rumah tinggal samurai, dimana di dalam dan luar ruangan tertutup dalam daun emas. Di dalamnya duduk Kannon Bodhisattva dikelilingi oleh patung-patung dari Empat Raja Langit, akan tetapi patung-patung tidak ditampilkan untuk publik. Dan pada lantai ketiga dibangun dalam gaya dari Cina Zen Hall, yang baik didalam maupun di luar ditutup dengan phoenix emas.
No comments:
Post a Comment