Kawasan Pecinan

 

Kawasan Pecinan

 

 

Kawasan Pecinan masih masuk dalam area Semarang Tengah. Untuk menuju kesini, bisa melalui Jl. Mataram, Jl. Kartini (Kampung Kali), Jl. Gajah Mada, dan Pasar Johar. Bentuk bangunan di kawasan ini memiliki ciri-ciri berlantai dua, yang mana lantai dasar digunakan untuk toko dan lantai dua digunakan untuk rumah. Bangunannya berdempet-dempet satu sama lain nyaris tanpa sela.


Pada siang hari sejumlah jalan di kawasan pecinan merupakan pusat bisnis yang cukup ramai dan sibuk, seperti di Jl. Kranggan sebagai pusat penjualan kain dan perhiasan. Selain itu, masih ada Gang Beteng, Gang Pinggir, dan Gang Besen, yang juga ramai di waktu siang, tetapi cukup sepi dan lengang di waktu malam.

Selain ciri tersebut, kawasan ini dapat dikenali dengan banyaknya kelenteng. Beberapa kelenteng yang ada di kawasan ini adalah Kelenteng Siu Hok Bio, Kelenteng Hoo Hok Bio, Kelenteng Kong Tik Soe, Kelenteng Tay Kak Sie, Kelenteng Tong Pek Bio, Kelenteng Liong Hok Bio, Kelenteng Tek Hay Bio, Kelenteng Wie Hwie Kiong, Kelenteng See Hoo Kong, dan Kelenteng Grajen.




Kelenteng Siu Hok Bio di Jl. Wotgandul Timur didirikan tahun 1753 oleh warga Pecinan Lor sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diterima oleh penduduk sekitar Cap Kauw King. Kalau Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, merupakan kelenteng induk bagi seluruh kelenteng yang ada di Semarang. Nama nya menjadi simbol heroisme etnis Cina di Semarang. Kelenteng ini adalah monumen perlawanan masyarakat Cina terhadap penjajahan Belanda dan kecurangan saudagar Yahudi yang menguasai Kelenteng Sam Poo Kong.



Tay Kak Sie


Kelenteng besar lainnya adalah Kelenteng Wie Hwie Kiong dan Kelenteng See Hoo Kiong. Kedua kelenteng ini berada di Jl. Sebandaran. Sedangkan Kelenteng Tek Hay Bio berada di Gang Pinggir. Tek Hay Bio diartikan sebagai Kuil Penenang Samudera, jadi kelenteng ini disebut juga  Klenteng Samudera Indonesia.



Bagian Dalam Tay Kak Sie


Selain menikmati keindahan kelenteng yang dibangun ratusan tahun lalu, bila kita menyusuri kawasan pecinan Semarang, kita juga bisa menemui masjid kuno yang masih kokoh berdiri. Letaknya di Gang Beteng, agak masuk ke dalam gang kecil bernama Menyanan Kecil. Masjid Annur, konon merupakan peninggalan Pangeran Diponegoro. Inilah tempat peribadatan bagi Muslim Tionghoa disini. Ada pula Langgar Gandekan, langgar (mushola) ini merupakan peninggalan dari Tasripin, tuan tanah paling terkenal di Semarang.



Langgar Gandekan


Kampung Pecinan juga menawarkan wisata kuliner khas Cina. Bahkan mulai tahun 2004 diadakan Waroeng Semawis. Pusat kuliner terpanjang di Semarang ini adanya tiap hari Jumat-Minggu mulai jam 18.00 sampai 23.00. Belum lagi ketika IMLEK datang, masuk kawasan ini seperti masuk ke sebuah kota di Hongkong sana (lebay.com hehehehe...) benar-benar meriah dan dipenuhi lampion-lampion merah.



Kapal Cheng Ho


Benar-benar ngga rugi untuk mengunjungi kawasan ini. Sambil menikmati suasana kehidupan masyarakat Tionghoa yang beraneka, juga bisa menikmati makanan khas yang tersedia disepanjang gang-gang di pecinan.plek Pecinan Semarang


Komplek Pecinan Semarang

Di Komplek Pecinan ini, Anda dapat merasakan suasana khas Tiongkok yang hidup di tengah kota Semarang. Ada banyak klenteng di dalam kompleks ini yakni 11 klenteng besar di Semarang dan 10 di antaranya terdapat di kawasan Pecinan.

Masing-masing dari klenteng ini memiliki nilai historis tersendiri. Dengan adanya komplek Pecinan ini kebekawasan ini menjadi salah satu pemegang pengaruh besar terhadap pembentukan Kota Semarang dan memiliki nilai historis yang tidak lekang dimakan waktu serta berpontensi sebagai salah satu kawasan wisata budaya. Awal terbentuknya kawasan Pecinan ini dikarenakan pemberontakan orang Tionghoa di daerah batavia pada tahun 1740 kepada kompeni Belanda, namun berhasil digagalkan di tahun 1743. Ketakutan Belanda terhadap kaum Tionghoa inilah yang kemudian membuat Belanda memindahkan orang Tionghoa di Semarang yang dulunya tinggal di daerah Gedong Batu ke kawasan sekarang ini. Tujuannya agar Belanda mudah mengawasi pergerakan dari orang – orang Tionghoa karena berdekatan dengan Tangsi Militer milik Belanda yang terletak di Jl. KH.Agus Salim atau Jurnatan (sekarang menjadi Miramar Restaurant).

Sebagai sebuah kawasan yang pernah menjadi pusat perdagangan dan jasa kaum Tionghoa pada jaman dahulu, Pecinan Semarang memiliki potensi ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat kuat.adaan wisata kota Semarang menjadi semakin semarak.


No comments:

Post a Comment